Sekolah RSBI Menakutkan Siswa Miskin
Diposting oleh
Muhammad Yusuf
| Selasa, 05 Juni 2012 at 23.39
0
komentar
Labels :
Kelola Pendidikan
Federasi Serikat
Guru Indonesia menyatakan predikat rintisan sekolah bertaraf internasional
(RSBI) adalah momok yang menakutkan bagi siswa miskin. Sekretaris Jenderal FSGI
Retno Listyarti mengatakan sekolah RSBI kesulitan memenuhi kuota 20 persen
jatah kursi sekolah dialokasikan bagi siswa miskin yang diamanatkan
undang-undang.
»Hampir semua
sekolah RSBI di daerah tidak mampu memenuhi kuota 20 persen,” kata Retno di
Jakarta pada Rabu 6 Juni 2012.
Berdasarkan data
FSGI sekolah RSBI yang tak mampu memenuhi kuota 20 persen siswa miskin itu
antara lain Sekolah Menengah Pertama Negeri Semarang. Sekolah itu seharusnya
menampung 45 siswa miskin, tapi yang mendaftar hanya 24 siswa. Kasus serupa
terjadi di SMPN 2 Semarang. Seharusnya ia menampung 45, tapi hanya 33 siswa
miskin yang mendaftar.
Sekolah Menengah
Atas Negeri 3 Solo juga menghadapi masalah sama. Dari kuota 60, hanya ada 12
siswa miskin yang mendaftar. Begitu juga di SMAN 1 Bantul, dari kuota 38, hanya
ada 8 siswa miskin yang mendaftar.
Kalaupun siswa
miskin masuk ke RSBI, Retno mengatakan ia akan menghadapi persoalan lain.
Lingkungan sosial sekolah RSBI dinilai tak bersahabat bagi siswa miskin.
Lingkungan dan pola pergaulan sekolah RSBI cenderung didominasi oleh siswa
kaya. Mulai dari cara komunikasi, pengetahuan, ekspresi, serta gaya. »Siswa
miskin akan mengalami tekanan psikososial,” kata Retno.
Forum Musyawarah
Guru Jakarta pernah mensurvei siswa SMP di Jakarta. FMGJ menemukan banyak
faktor yang membuat kecenderungan siswa miskin tapi pintar takut mendaftar ke
sekolah RSBI. Pertama mereka khawatir akan tingginya biaya sekolah. Kalau pun
mendapat keringanan biaya pada tahun pertama, mereka khawatir tahun-tahun
berikutnya biaya tetap tinggi.
Menurut FMGJ siswa
miskin juga takut diharuskan memiliki laptop serta takut bergaul dengan siswa
kaya. »Minder atau rendah diri,” kata Retno.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)