Harga Cabai Bakal Melonjak Lagi
Diposting oleh
Muhammad Yusuf
| Sabtu, 29 Oktober 2011 at 02.17
0
komentar
Labels :
Kelola Keuangan
Komoditas cabai yang pernah menjadi perhatian serius pemerintah, karena memicu kenaikan inflasi, dikhawatirkan kembali menjadi persoalan. Kementerian Perdagangan mengungkapkan harga cabai diperkirakan akan terus naik selama 2-3 bulan ke depan akibat masa sentra produksi di beberapa daerah yang molor dari jadwal.
Data Kementerian Perdagangan menunjukan, harga cabai merah keriting Oktober 2011 telah naik 24,2 persen dibandingkan September 2011.
"Melihat perkembangannya cabai agak naik. Saat ini beberapa petani di daerah sentra (cabai) baru masuk masa tanam beberapa minggu lalu. Hingga dua sampai tiga bulan ke ke depan baru panen," kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Gunaryo, Sabtu, 29 Oktober 2011.
Gunaryo menjelaskan panen cabai sekarang ini terbatas di beberapa daerah yang bukan sentra produksi cabai, sementara produksi cabai di daerah sentra cabai masih sama. Hal itulah yang membuat harga cabai mulai merangkak naik.
Harga cabe yang naiknya paling besar adalah cabe merah dan cabe merah keriting. Untuk itu, Ia mengimbau agar masyarakat Indonesia rasional dalam mengonsumsi cabai.
Ia menjelaskan permasalahan utama cabai adalah daya tahannya yang hanya 10 hari, setelah itu membusuk. Padahal permintaan cabai segar dari masyarakat cukup tinggi. Berbeda ketika tengah masa panen di mana pasokan cabai melimpah, kebutuhan dari masyarakat umumnya sedikit.
"Produksi cabai dalam satu tahun banyak karena bersama-sama tetapi kebutuhan dalam masa panen tidak sebesar produksinya," kata dia.
Untuk itu, menurutnya, ke depan pemerintah perlu mendorong kalangan industri mengolah cabai sehingga masyarakat bisa mengonsumsi cabai yang tidak harus segar. "(Untuk memenuhi) permintaan cabai segar terus-terusan akan sulit, karena cabai hanya 10 hari lalu membusuk,"katanya.
Sebagai informasi, komoditas cabai sempat menjadi perhatian masyarakat Indonesia pada pertengahan tahun 2010. Kala itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni 2010 mencapai 0,97 persen. Inflasi pada Juni tersebut paling besar didorong oleh komoditas cabai merah dengan kenaikan 45,7 persen selama Juni 2010.
Tak urung gara-gara harga cabai yang terus meningkat, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengagendakan rapat kabinet dengan salah satu pokok bahasan seputar masalah kenaikan harga cabai.
Tidak hanya itu, gara-gara mengeluarkan pernyataan yang sedikit bercanda agar masyarakat Indonesia tidak mengonsumsi cabai untuk sementara waktu, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menerima kritik dari sejumlah pihak. (umi)
• VIVAnews
Data Kementerian Perdagangan menunjukan, harga cabai merah keriting Oktober 2011 telah naik 24,2 persen dibandingkan September 2011.
"Melihat perkembangannya cabai agak naik. Saat ini beberapa petani di daerah sentra (cabai) baru masuk masa tanam beberapa minggu lalu. Hingga dua sampai tiga bulan ke ke depan baru panen," kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Gunaryo, Sabtu, 29 Oktober 2011.
Gunaryo menjelaskan panen cabai sekarang ini terbatas di beberapa daerah yang bukan sentra produksi cabai, sementara produksi cabai di daerah sentra cabai masih sama. Hal itulah yang membuat harga cabai mulai merangkak naik.
Harga cabe yang naiknya paling besar adalah cabe merah dan cabe merah keriting. Untuk itu, Ia mengimbau agar masyarakat Indonesia rasional dalam mengonsumsi cabai.
Ia menjelaskan permasalahan utama cabai adalah daya tahannya yang hanya 10 hari, setelah itu membusuk. Padahal permintaan cabai segar dari masyarakat cukup tinggi. Berbeda ketika tengah masa panen di mana pasokan cabai melimpah, kebutuhan dari masyarakat umumnya sedikit.
"Produksi cabai dalam satu tahun banyak karena bersama-sama tetapi kebutuhan dalam masa panen tidak sebesar produksinya," kata dia.
Untuk itu, menurutnya, ke depan pemerintah perlu mendorong kalangan industri mengolah cabai sehingga masyarakat bisa mengonsumsi cabai yang tidak harus segar. "(Untuk memenuhi) permintaan cabai segar terus-terusan akan sulit, karena cabai hanya 10 hari lalu membusuk,"katanya.
Sebagai informasi, komoditas cabai sempat menjadi perhatian masyarakat Indonesia pada pertengahan tahun 2010. Kala itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni 2010 mencapai 0,97 persen. Inflasi pada Juni tersebut paling besar didorong oleh komoditas cabai merah dengan kenaikan 45,7 persen selama Juni 2010.
Tak urung gara-gara harga cabai yang terus meningkat, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengagendakan rapat kabinet dengan salah satu pokok bahasan seputar masalah kenaikan harga cabai.
Tidak hanya itu, gara-gara mengeluarkan pernyataan yang sedikit bercanda agar masyarakat Indonesia tidak mengonsumsi cabai untuk sementara waktu, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menerima kritik dari sejumlah pihak. (umi)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)