Astronom Eropa Temukan Bintang Terlarang


Tim astronom Eropa berhasil menemukan sebuah bintang terlarang dengan Very Large Telescope (VLT) European Southern Observatory. Bintang itu bernama SDSS J102915+172927, terletak di Konstelasi Leo, bermassa lebih rendah namun lebih tua 13 tahun dibandingkan dengan Matahari.
Penemuan ini dipublikasikan di jurnal Nature, Kamis (1/9/2011) lalu. Astronom mengatakan bahwa SDSS J102915+172927 adalah bintang terlarang karena berdasarkan komposisinya, hampir seluruhnya terdiri dari elemen hidrogen dan helium, minim unsur logam lain yang lebih berat.
"Teori yang diterima secara luas memprediksikan bahwa bintang semacam ini, dengan massa rendah dan minim logam, tidak seharusnya ada karena awan materi yang membentuknya tidak bisa terkondensasi," kata Elisabetta Caffau dari Zentrum fur Astronomie der Universitat Heidelberg, Jerman.
"Bintang ini sangat redup, sangat miskin logam, kita hanya bisa melihat tanda adanya satu unsur yang lebih berat dari helium, yakni kalsium, pada observasi pertama," tambah Piercarlo Bonifacio dari Observatoire de Paris, seperti dikutip Physorg, Rabu (31/8/2011) lalu.
Komposisi bintang diukur dengan X-shooter dan instrumen UVES pada VLT. Teknik ini memungkinkan ilmuwan untuk melihat kelimpahan beragam unsur kimia pada bintang.
Berdasarkan analisis, kandungan logam pada bintang terlarang ini 20.000 kali lebih kecil dari Matahari. Ilmuwan lain yang terlibat studi, Lorenzo Monaco, mengatakan, "bintang yang kita pelajari sangat miskin logam, artinya ini sangat primitif. Bintang ini mungkin menjadi salah satu bintang tertua yang pernah ditemukan."
Para kosmolog mempercayai, hidrogen dan helium terbentuk sesaat setelah big bang. Pada saat yang hampir bersamaan, unsur Lithium juga terbentuk. Sementara, unsur logam lain terbentuk dalam waktu jauh lebih lama setelah big bang. Ledakan supernova menyebarkan material pembentuk bintang ke interstellar medium, membuatnya kaya akan logam.
Bintang baru terbentuk dari medium ini dan memiliki kandungan logam lebih banyak dari bintang sebelumnya. Jadi, proporsi logam di suatu bintang bisa memberi petunjuk usianya. Satu lagi keunikan SDSS J102915+172927 adalah kandungan lithiumnya.
Berdasarkan teori, seharusnya jumlah lithium banyak sebab unsur ini terbentuk segera setelah big bang. Namun, ternyata jumlah lithium yang ada pada bintang ini 50 kali lebih rendah dari yang seharusnya. "Masih merupakan misteri mengapa lithium yang terbentuk segera setelah big bang seperti dihancurkan pada bintang ini," tambah Bonifacio.
Caffau yang juga dari Observatoire de Paris, Perancis mengatakan, "Sangat mengejutkan bisa menemukan, untuk pertama kalinya, bintang pada "zona terlarang". Ini berarti bahwa kita mungkin harus melihat lagi beberapa model pembentukan bintang."
sumber : kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar