UGM Patok Target 24 Persen Pengajar Guru Besar
Diposting oleh
Muhammad Yusuf
| Sabtu, 03 September 2011 at 22.51
0
komentar
Labels :
Kelola Pendidikan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menargetkan sebanyak 24 persen dosen dapat meraih jabatan guru besar pada 2014 dalam rangka peningkatan kualitas akademik dan pengembangan universitas.
"Melihat potensi yang ada, kami optimistis dapat mencapai target tersebut," kata Wakil Rektor Senior Universitas Gadjah Mada (UGM) Bidang Administrasi, Keuangan, dan Sumber Daya Manusia Ainun Na'im di Yogyakarta, Kamis.
Hingga kini UGM memiliki 2.128 dosen, tetapi baru 272 orang atau 13 persen dari jumlah itu yang mencapai jabatan guru besar, katanya pada lokakarya Jenjang Karir Pemangku Jabatan Fungsional Dosen UGM,.
"Dosen yang telah meraih gelar doktor sebanyak 546 orang atau 40 persen. Dari jumlah itu sekitar 25 persen tidak naik pangkat selama 10 tahun," katanya. Ia mengatakan, jumlah dan kualitas guru besar merupakan indikator utama mutu dari sebuah perguruan tinggi.
"Pencapaian gelar sebagai guru besar sangat penting bagi universitas. Namun, yang terpenting sebenarnya bukan hanya pencapaian gelar, tetapi produktivitas dan kontribusi yang diberikan untuk masyarakat," katanya.
Menurut dia, jika guru besar tidak melakukan penelitian dalam jangka waktu tertentu akan dikategorikan tidak memiliki kualifikasi akademik. "Hal itu disebabkan mereka tidak memberikan kontribusi pada masyarakat. Itulah yang menjadi tantangan saat ini," katanya.
"Melihat potensi yang ada, kami optimistis dapat mencapai target tersebut," kata Wakil Rektor Senior Universitas Gadjah Mada (UGM) Bidang Administrasi, Keuangan, dan Sumber Daya Manusia Ainun Na'im di Yogyakarta, Kamis.
Hingga kini UGM memiliki 2.128 dosen, tetapi baru 272 orang atau 13 persen dari jumlah itu yang mencapai jabatan guru besar, katanya pada lokakarya Jenjang Karir Pemangku Jabatan Fungsional Dosen UGM,.
"Dosen yang telah meraih gelar doktor sebanyak 546 orang atau 40 persen. Dari jumlah itu sekitar 25 persen tidak naik pangkat selama 10 tahun," katanya. Ia mengatakan, jumlah dan kualitas guru besar merupakan indikator utama mutu dari sebuah perguruan tinggi.
"Pencapaian gelar sebagai guru besar sangat penting bagi universitas. Namun, yang terpenting sebenarnya bukan hanya pencapaian gelar, tetapi produktivitas dan kontribusi yang diberikan untuk masyarakat," katanya.
Menurut dia, jika guru besar tidak melakukan penelitian dalam jangka waktu tertentu akan dikategorikan tidak memiliki kualifikasi akademik. "Hal itu disebabkan mereka tidak memberikan kontribusi pada masyarakat. Itulah yang menjadi tantangan saat ini," katanya.
Sumber: antara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)