Agar Si Kecil Tak Sering Bertengkar
Diposting oleh
Muhammad Yusuf
| Minggu, 14 Agustus 2011 at 06.31
0
komentar
Labels :
Kelola Balita
Karen (32 tahun) hanya bisa geleng-geleng kepala saja melihat kedua buah hatinya ‘asyik’ bertengkar.. Riza (5tahun) dan Inggrid (4 tahun) sepertinya tidak pernah capai untuk saling berebut sesuatu. Mulai dari remote tv, playstation, buku cerita sampai memandikan Choco, anjing peliharaan mereka. Kalau sudah begitu Karen hanya tinggal tunggu waktu saja sampai salah seorang mereka menangis dan mengadu kepadanya.
Banyak orang menyarankan sebaiknya punya anak dengan rentang waktu kelahiran sekitar 1-2 tahun. ”Supaya capeknya sekalian”, itu alasannya. Membesarkan 1 orang anak saja sudah cukup melelahkan apalagi 2 orang anak sekaligus! Kan sampai dengan umur 5 tahun adalah saat-saat paling penting bagi pertumbuhan anak. Sebagai seorang ibu tentu kita tidak mau mereka ‘salah asuhan’.
Banyak orang menyarankan sebaiknya punya anak dengan rentang waktu kelahiran sekitar 1-2 tahun. ”Supaya capeknya sekalian”, itu alasannya. Membesarkan 1 orang anak saja sudah cukup melelahkan apalagi 2 orang anak sekaligus! Kan sampai dengan umur 5 tahun adalah saat-saat paling penting bagi pertumbuhan anak. Sebagai seorang ibu tentu kita tidak mau mereka ‘salah asuhan’.
Salah satu kesulitan yang mesti dihadapi para orang tua adalah saat anak-anak mereka bertengkar. Dr Fredrick Toke, terapis khusus anak mengatakan: ”Sebagai orang tua kita harus mengajarkan mereka untuk bertoleransi, mempunyai empati dan tahu cara menyelesaikan masalah tanpa mendatangkan masalah”.
Berikut 4 trik jitu cara menyiasati agar si kecil bisa berhenti bertengkar:
1. Habiskan Waktu yang Sama untuk Setiap Anak
Situasi: Luna tidak mau keluar kamar sejak pulang sekolah. Dia ngambek begitu tau ayahnya menemani Luigi kursus sepak bola sore ini. Pikir Luna ayahnya tidak adil, karena ia tidak pernah ditemani ayahnya les piano.
Trik: Habiskan waktu yang sama untuk setiap anak. Temani mereka dalam melakukan hobi atau kursus yang mereka kerjakan.
Ahli mengatakan: Rasa marah si kecil karena cemburu akhirnya membuat mereka mencari alasan untuk bertengkar dengan saudaranya. ”Mereka akan berpikir Anda tidak adil karena Anda hanya mencintai yang lain”, ujar Dr Liz Norris. Nah, menghabiskan waktu bersama, selain menghapus kecemburuan itu juga membuat ikatan kekeluargaan semakin erat.
2. Beri Jam Weker
Situasi: Aldi dan Alda ribut memperebutkan remote TV. Aldi ingin menonton Takashi Castle sementara Alda ingin menonton telenovela Dolce Maria di saluran lain.
Trik: Pasang jam weker! setiap anak diberi waktu 15 menit untuk menonton acara favoritnya. Bila alarm jam sudah berbunyi berarti 15 menit berikutnya untuk anak yang lain.
Ahli mengatakan: ”Adanya jam weker membuat mereka merasa mendapatkan pembagian waktu yang persis sama”, ujar Dr. Mark W Roberts, profesor di The Idaho state University. Namun sebaiknya Anda mengajak mereka bicara dahulu, ajarkan untuk menyelesaikan masalah bersama dengan sikap toleransi . Bila tidak ada titik temu barulah dipakai trik ini. Jika tidak ada yang mau mengalah, bertindaklah tegas tidak memperbolehkan keduanya menonton televisi, agar mereka tahu bahwa sikapnya bisa merugikan dirinya juga.
3. Beri Kode untuk Barang Setiap Anak
Masalah: Iko dan Erick selalu rebutan botol minum saat mau les berenang. Teriakan ”Ini punya aku!” jadi sering terdengar di kuping.
Trik: Beri kode tertentu untuk setiap anak. Misalnya warna biru untuk Iko dan warna hijau untuk Erick. Bisa juga menggunakan angka.
Ahli mengatakan: ”Anak-anak sering ribut hanya untuk sesuatu yang tidak jelas. Pemberian kode bisa mengajarkan mereka berempati terhadap sesama, mereka akan mengerti bagaimana perasaan orang lain bila barangnya dipakai atau direbut”, ujar Dr. Janet Brown penulis What Colour is Your Personality.
4. Periksa Program Televisi
Masalah: Akhir-akhir ini Uli suka memukuli Ila adiknya. Tidak keras sih tapi cukup membuat Ila berteriak mengaduh dan membalas memukul. Ketika ditanya Uli bilang kalau dia sedang berperan menjadi jagoan seperti di film yang ditontonnya.
Trik: Periksa program televisi yang hendak ditonton. Jangan sampai si kecil menonton film yang penuh adegan kekerasan.
Ahli mengatakan: ”Di masa pertumbuhan, anak mudah sekali dipengaruhi oleh apa yang dilihat dan didengar”, ujar Joanna Sulli, seorang psikolog anak. Bila sang buah hati ingin menonton suatu program acara pastikan Anda sudah menontonnya terlebih dahulu sebagai pencegahan bila ternyata program tersebut tidak cocok untuk anak-anak.
(sumber: hanyawanita.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)