Mengenal Pola Makan Orang Yang Sayang Tulang

Penyakit keropos tulang atau osteoporosis pada masa-masa mendatang akan menjadi salah satu penyakit serius di kalangan penduduk Asia. Tahun 2050 diperkirakan 50 persen kasus osteoporosis di dunia akan terjadi di Asia. Selain karena usia harapan hidup penduduk makin tinggi, gaya hidup yang tidak sehat juga menjadi pemicunya.
Padahal, osteporosis sebenarnya sangat mudah dicegah, yakni dengan menjaga kesehatan tulang sejak usia muda. Dengan menjalankan aktivitas olahraga dan nutrisi yang baik, kalsium, ditambah paparan sinar matahari pagi yang cukup agar vitamin D berproduksi di tubuh, sudah bisa menguatkan tulang.
Menurut dr.Fiastuti Witjaksono, Sp.GK, ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menjaga kesehatan tulang harus dimulai sejak masa anak-anak. "Begitu kita memasuki usia 30 tahun, kepadatan tulang akan berkurang karena kecepatan siklus regenerasi tulang lebih lambat dari pada proses penghancurannya," katanya.
Terkait dengan kebutuhan nutrisi, Fiastuti menjelaskan nutrisi yang diasup sebaiknya tidak berlebihan dan memperhatikan prinsip gizi seimbang. "Bila pola makan kita terlalu banyak lemak, ia akan berikatan dengan kalsium sehingga menghambat penyerapan kalsium," paparnya dalam acara Peringatan 10 Tahun Kerjasama Anlene dengan Perwatusi di Jakarta beberapa waktu lalu.
Protein juga sebaiknya tidak berlebihan karena akan menyebabkan pengeluaran kalsium berlebih. "Hindari pula makanan yang mengandung sodium atau garam tinggi karena akan meningkatkan pengeluaran kalsium," ujarnya.
Tulang yang kuat juga harus ditunjang dengan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup. Di Indonesia, asupan kalsium masyarakat dinilai masih rendah. Hingga kini, konsumsi kalsium rata-rata masyarakat Indonesia diketahui sekitar 254 mg per hari, masih jauh di bawah standar internasional yang menyarankan konsumsi kalsium untuk orang dewasa sebesar 1.000-1.200 mg per hari.
"Kalsium memang banyak sumbernya, tetapi yang mudah diserap tubuh adalah yang berasal dari susu karena ada laktosanya," imbuh dokter dari MRCCC Siloam Semanggi ini.
Namun konsumsi kalsium saja tidak cukup, tanpa diimbangi olahraga yang sesuai. Olahraga yang sesuai adalah yang mendukung berat tubuh (weight bearing) misalnya berjalan kaki atau angkat beban.(kompas.com)

0 komentar:

Posting Komentar